Minggu, 10 Januari 2016

Hati yang Menghatikan Hatimu

04022013
Sebuah tanya pernah terlontar
dari mulut manis
tentang Hati
Karena Penasaran dengan gambar hati yang disent
ini tentang hati
hati yang menghatikan hatiku
dua tahun sebelum takdir jodoh diketahui
hati yang menghatikan hati
makna tersirat
yang terdalam
hanya dari engkau pertanyaan ini
hanya dari engkau
proses awal menemukan hati
dan dari semua itu
ternyata semesta bertasbih ke langit
hati yang menghatikan hatiku itu
adalah engkau.......
(prolog jodoh yang tak diduga)

Jumat, 18 September 2015

Muslim wear Product

Kami menyediakan pakaian muslim untuk para akhwat dan ikhwan. Silakan memilih produk yang anda sukai dan jika berminat silakan hubungi CS Kami di 082341332101









Sabtu, 21 Maret 2015

Pentingnya Memilih Istri Shalehah



Keluarga Islami merupakan benih masyarakat Islami. Bagian penting dari benih itu adalah seorang ibu. Seorang laki-laki shaleh tidak bisa membina keluarga yang baik dan bahagia tanpa kehadiran seorang ibu yang shalehah yang bisa melahirkan anak-anak yang shaleh.

Seorang penyair menggoreskan penanya dalam bentuk untaian syair,Ia berkata:
“ Kebaikan perilaku dan akhlaq anak diukur
Dari akhlaq dan perilaku ibunya.
Anak-anak perempuan yang berakhlaq luhur
Tidaklah sama dengan anak-anak perempuan yang hina akhlaqnya.”

Agama Islam sangat memperhatikan tempat janin (rahim) dari perempuan yang baik yang dapat memberikan hasil dan menumbuhkan anak yang nantinya akan menjadi pembaru bangsanya menuju kebaikan dan kekuatan. Seorang ibu memberi makan anaknya dengan keimanan bercampur susu. Prinsip bercampur makanan. Membacakan anaknya dzikir serta bershalawat atas Nabi Shallallhu’alaihi wa sallam yang mendorong ketaqwaan dan kecintaan kepada Islam.
Akhlaq dan perilaku ketika tua sesuai dengan keadaannya di masa pertumbuhannya. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:”
تَخَيَّرُوا لِنُطَفِكُمْ وَانْكِحُوا  الأَ كْفَا ءَ وَأَنْكِحُوا إِلَيِهِم
“Pilihlah tempat yang baik untuk nutfah(sperma ) kalian . Nikahilah wanita-wanita yang sederajat (yang baik) dan nikahkan wanita dengan laki-laki yang sekufu (sederajat).”
Imam Ali radhiyallahu’anhu berkata :
“Hindarilah menikah dengan perempuan-perempuan bodoh. Mendampinginya bisa menimbukan bencana dan menghamilinya akan menyebabkan kehilangan anak.”
Tema tentang keibuan merupakan tema yang sangat penting karena pembahasan tersebut berkaitan dengan kemampuan dalam mempersiapkan anak dan mencetak generasi masa depan. Fokus terhadap ibu merupakan langkah pertama dan utama untuk memahami perkembangan masa kanak-kanak dan mengetahui faktor-faktor efektif  yang mempengaruhi kepribadiannya.
Seorang laki-laki harus memilih calon istri yang bagus agamanya dan mulia budi pekertinya. Seorang laki-laki juga harus mencari calon istri yang terpelajar dan terdidik,terutama dalam ilm pengetahuan agama karena hal  tersebut akan membantunya dalam pengaturan keluarga dan rumah tangga dengan baik serta membantunya dalam pendidikan anak dengan memberikan pendidikan yang baik.
Di sinilah pentingnya kita membahas bahaya pernikahan dengan Non-Muslimah. Pernikahan tersebut adalah ancaman kehancuran keluarga Islami karena biasanya anak-anak sangat terpengaruh oleh ibunya. Pengaruh ibu terhadap anaknya dimulai saat janin berada dalam perutnya. Kejiwaan janin akan tenang bila kejiwaan sang ibu tenang, begitu juga janin akan mengalami ketidak tenangan jiwa bila ibunya tidak tenang atau gelisah. Karena itu seorang ibu harus menghindari  segala sesuatu yang  dapat menimbulkan  gangguan jiwa dan hendaknya ia menerima kehamilannya.
Di antara pentingnya memilih istri yang shalehah yaitu bahwa ketika ia menjadi  ibu kelak ia akan mendo’akan kebaikan untuk anak-anaknya. Ibulah yang membentuk konsep cara berpikir dan konsep kepribadian pada jiwa anak. Hal ini membuktikan betapa besar pengaruh ibu terhadap daya emosianal anak. Kepribadian seseorang terus berkembang dari apa-apa yang diberikan oleh orang lain sampai ia mempercayai kebenarannya. Pembentukan jati diri yang baik dan akhlaq yang mulia merupakan hasil dari pendidikan ibu yang bertanggung jawab terhadap tugasnya. Khususnya telah kita ketahui bahwa 80% dari perilaku dan akhlaq anak sudah terbentuk ketika ia berusia 1-5 tahun. Anak menjadikan ibunya sebagai teladan. Ibu sebagai pemberi kehangatan yang mengharapkan kebaikan untuk anak-anaknya dan yakin dengan kemampuan dan bakat mereka.
Para Ilmuwan menegaskan bahwa ibulah yang pertama bertanggung jawab terhadap kecerdasan anaknya terutama dengan ASInya  yang dapat menambah kecerdasan anak, kemudian pelatihan kecakapan kemandirian anak dengan tidak mengekangnya.
Sungguh mengagumkan pengaruh seorang ibu terhadap anaknya, termasuk pengaruh dari harapannya.

Kamis, 19 Maret 2015

Sejak Kapan Pendidikan Anak Dimulai?

  Sebagian orang akan menjawab pertanyaan di atas dengan mengatakan bahwa pendidikan anak dimulai sejak anak mulai memahami segala sesuatu di sekitarnya,yaitu setelah berusia dua tahun.Sebagian orang mengatakan bahwa saat usia sekolahlah pendidikan serius dimulai. Sebagian lagi mengatakan bahwa pendidikan dimulai sejak awal-awal bulan pertama kelahirannya.Nah, tentunya setiap orang tua memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam hal ini.
  Untuk menyikapi hal ini ada baiknya kita berkaca dari seorang ahli ibadah Imam Sahah at-Tustari rahimahullah. Ia berjanji untuk mendidik anaknya dengan baik,sedangkan ia belum menikah dan bakal anaknya masih dalam bentuk nutfah (spema). Untuk memenuhi janjinya itu, maka Imam Sahah at-tustari melakukan amalan-amalan sholeh  dengan berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar ia dikarunia anak yang shaleh.Ia berkata:  " Sesungguhnya aku mengasuh anak-anakku sebelum mereka dihadirkan Allah Subhanahu wa Ta'ala ke dunia."

 Diantara cara mendidik anak sebelum mereka dilahirkan yaitu ketika orang tuanya hendaknya mencari rezeki yang halal dan tidak mengonsumsi makanan dan minuman kecuali yang halal dengan cara yang halal karena nutfah (sperma dan ovum)berasal dari intisari makanan.

  Perjalanan menuju pembangunan fondasi pendidikan anak dan persiapannya terus berlanjut ketika memilih pasangan hidup. Bila seorang laki-laki memilih istri yang shalehah, maka insyaAllah istrinya akan melahirkan anak yang shaleh. Demikian juga jika seorang perempuan memilih suami yang shaleh maka insyaAllah suaminya itu akan menjadi pendidik dan teladan bagi anak-anaknya. Memilih ibu yang shalehah termasuk termasuk hak anak terhadap bapaknya.

  Setelah memilih pasangan hidup yang baik dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menghendaki kehamilan ,di sinilah sang ibu mulai merasakan awal peranan dan tanggung jawabnya. Seorang ibu harus terus-menerus  memperbaiki dirinya  karena setelah melahirkan , ia akan menjadi teladan bagi anaknya. Ia harus terus banyak berdzikir, memohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan membaca surah An-naas dan Al- Falaq, berharap dan memohon agar Allah Subhanahu wa Ta'ala memelihara janinnnya dari sesuatu yang tidak diharapkan.

Minggu, 08 Maret 2015

Memahami Bahasa Tubuh Bayi

Dear Ukhti Muslimah,
Bahasa tubuh merupakan alat komunikasi yang penting. Bahasa tubuh adalah bentuk komunikasi bayi melalui gerakan tubuh,seperti menatap, ekspresi wajah, dan menyentuh. Adalah hal yang sulit untuk memahami bahasa tubuh bayi kita. Diperkirakan terdapat lebih dari satu juta bentuk bahasa tubuh dan ekspresi yang mempunyai makna tersendiri. Meskipun demikian kita akan mengerti dengan cepat komunikasi non-verbal bayi kita. Ketika kita mengartikan bahasa tubuhnya dengan benar  dan memberikan respon dengan tepat padanya,dia merasa senang dengan hal itu.
Nah pada kesempatan ini, kita akan berbagi tips mengenai bagaimana bahasa tubuh bayi.
Berikut ini  diantara perasaan dan pikiran yang biasanya diungkapkan bayi lewat bahasa tubuhnya.:
*      Aku dapat melakukannya sendiri
Ketika bayi menjauh dari anda dan mengeluh ketika sedang mencoba tantangan yang sulit, dia bersikeras melakukannya sendiri.
*      Aku merasa tertekan
Ini adalah perasaan yang membuat bayi menangis dan kemudian melemparkan mainannya ke lantai. Bayi melampiaskan kemarahannya lewat gerakan lengan,kaki, dan tangan.
*      Aku ingin menjadi temanmu
Ketika bayi ingin berteman maka dia akan mendekati dan menatap temannya penuh suka cita.

Dan salah satu hal yang penting pula untuk kita ketahui adalah ekspresi wajah bayi kita. Ternyata bayi kita mengungkapkan 7 emosi dasar lewat ekspresi wajahnya.Mau tahu tujuh emosi dasar apa sajakah itu? Mari disimak !

*      Aku bahagia
Saat bahagia bayi akan menampakkan mata yang terbuka lebar dan berkilauan ditambah suara degukan  dan senyum lebar,itu tandanya dia merasa sangat bahagia.
*      Aku tidak bahagia
Saat tak bahagia bayi akan menampakkan bibir bawah yang mencibir, mata berkedip, dan dagunya akan gemetar ketika benar-benar merasa sedih.
*      Aku terkejut
Ketika merasakan hal ini mata dan mulut bayi terbuka lebar dan alisnya terlihat melengkung.
*      Aku tertarik
Jika ada hal yang membuat bayi tertarik,maka bayi akan menyipitkan matanya,berusaha untuk bersandar ke depan dan tatapannya tidak berhenti.
*      Aku takut
Rasa takut akan tampak di wajah bayi dengan mulut yang setengah terbuka,tanganya memegang erat tubuhnya, dan matanya tertutup rapat.
*       Aku marah
Wajah bayi akan  merah padam,kening yang berkerut dan nafas yang cepat menunjukkan bahwa dia sedang kesal.

Itulah beberapa ekspresi wajah dari bayi, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Sabtu, 07 Maret 2015

SUNNAH YANG DILAKUKAN UNTUK MENYAMBUT KELAHIRAN ANAK

Dear Ukhti Muslimah,
Ada beberapa sunnah yang dianjurkan dalam Islam guna menyambut kelahiran sang buah hati. Apakah sajakah itu,mari kita simak bersama-sama catatan ini:

  1. Sunnah yang dilaksanakan pada hari pertama kelahiran bayi
  • Memberikan kabar gembira : Bersegeralah memberi kabar gembira dan turut bersuka cita sesama Muslim. Hukumnya Mustahabbah (sangat dianjurkan).Contohnya : Ketika ada seorang muslim yang melahirkan anak,maka muslim yang lain hendaknya bersegera mengucapkan selamat kepada yang baru melahirkan agar memberikan rasa bahagia dan senang di hatinya. Perbuatan tersebuttidak menutup kemungkinan dapat memperkuat hubungan tali silaturrahim.
  • Berdo'a dan bersyukur : Kedua orng tua bayi hendaknya memohon keberkahan anak kepada ALLAH Subhanahu wa Ta'ala. Aisyah Radhiallahu'anha meriwayatkan,"Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam  didatangi orang yang membawa anaknya yang masih kecil,lalu Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam mendo'akan keberkahan bagi anak kecil itu." Boleh juga mendoa'akan anak agar berakhlaq terpuji,menjadi sumber kesenangan bagi orang tuanya,pengikut dan pembela Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam,menjadi anak yang shaleh.
  • Adzan dan iqamah : Disnnahkan bagi bapak si bayi untuk mengumandangkan adzan ditelinga kanan bayi dan iqamat di telinga kirinya.Hal tersebut dilakukan setelah proses kelahirannya agar adzan dan iqamat menjadi suara yang pertama didengar oleh kedua telinganya, memberikan bekas dan berarti di hati bayi, setan menghindari bayi ketika mendengar adzan dan iqamat,serta adzan dan iqamat merupakan seruan kepada bayi untuk menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
  • Tahnik : Tahnik yaitu mengunyah atau melumatkan kurma atau sesuatu yang manis di mulut orang yang sehat dan tidak berpenyakit kemudian kurma tersebut dimasukkan ke dalam mulut bayi dan digosokkan ke langit-langit mulutnya.Caranya dengan memegang sedikit kurma dengan jari yang steril lalu memasukkan jari ke mulut bayi dan menggerakan jari dengan perlahan ke arah kanan dan kiri mulutnya sampai menyeluruh. Imam Ibnu Hajar mengatakan :"Bila tidak ada kurma boleh men-tahnik bayi dengan sesuatu yang manis. Menggunakan madu lebah saat men-tahnik adalah lebih baik daripada yang lainnya(selain kurma),kemudian dengan sesuatu yang tidak terkena api,maksudnya yang tidak dimasak dengan api."
2. Sunnah Pada Hari ke-7 Kelahiran Bayi
  • Pemberian Nama Anak: Penamaan anak sudah menjadi tradisi sosial, tetapi Islam sangat memperhatikan tradisi tersebut dan menetapkan hukum-hukumnya yang menegaskan pentingnya penamaan itu. Islam menganjurkan untuk memberikan nama yang bagus untuk anak. Nama panggilan yang membedakannya dengan yang lain.Pemberian nama yang baik  dan sesuai dengan sia anak merupakan hak anak terhadap orang tuanya. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya:" Sesungguhnya diantara hak anak terhadpa orang tuanya,yaiut memberikan nama yang bagus dan mendidiknya dengan baik."
  • Penyembelihan hewan Aqiqah
  • Khitan
  • Mencukur Rambut Bayi

Rabu, 04 Maret 2015

HAK-HAK ANAK DALAM ISLAM

   Syariat Islam kaya akan informasi  yang berkaitan dengan individu  dan masyarakat .Perhatian Islam kepada anak berarti perhatian kepada individu dan masyarakat . Islam menempatkan hak-hak anak dalam prioritas tertinggi dalam masyarakat Islam.
 Karena banyak dan luasnya hak-hak anak dalam Islam kita sukar untuk membatasinya,walaupun demikian ,hak-hak asasi anak dapatlah kita bagi menjadi dua kategori,yaitu: hak anak sebelum kelahirannya dan hak anak setelah kelahirannya.


A.   HAK ANAK SEBELUM LAHIR
1.    Pandai memilih pasangan hidup yang baik
2.    Kesamaan keyakinan antara kedua orang tuanya
3.    Hubungan pernikahan yang sah antara kedua orang tuanya
4.    Membaca basmalah dan berdoa sebelum berhubungan
5.    Menunda pelaksanaan hukuman mati wanita hamil sampai melahirkan dan menyusui
6.    Syariat menjatuhkan hukuman bagi orang yang mendzalimi janin
7.    Pemberian nafkah kepada istri yang dicerai dalam keadaan hamil sampai ia melahirkan anaknya
8.    Wanita hamil dibolehkan tidak berpuasa di bulan Ramdhan demi menjaga kesehatan janin.
9.    Haram melakukan aborsi
10.  Hak finansial anak berupa warisan,wasiat,dan wakaf

B.   HAK ANAK SETELAH LAHIR
1.    Hak anak berupa penyambutan kelahirannya dengan hangat
2.    Hak anak untuk hidup dan perlindungannya
3.    Hak bernasab kepada orang yang melindungi dan memeliharanya
4.    Pemberian nama yang baik
5.    Penebusan anak dengan pemotongan kambing aqiqah
6.    Khitan
7.    Penyusuan bayi dengan ASI
8.    Hak anak dalam pengasuhan
9.    Hak anak dalam perwalian dan wasiat
10.  Hak anak untuk dipenuhi kebutuhannya dari harta yang halal
11.  Hak anak untuk memperoleh perawatan dan kesehatan
12.  Hak anak untuk memperoleh mainan dan hiburan
13.  Hak anak untuk memperoleh pendidikan
14.  Hak anak untuk memperoleh pendidikan agama
15.  Hak anak untuk memberikan pendapat
16.  Hak anak dalam amar ma’ruf nahi mungkar

17.  Hak anak dalam memperoleh harta warisan,pemilikan,dan wakaf.