Sabtu, 21 Maret 2015

Pentingnya Memilih Istri Shalehah



Keluarga Islami merupakan benih masyarakat Islami. Bagian penting dari benih itu adalah seorang ibu. Seorang laki-laki shaleh tidak bisa membina keluarga yang baik dan bahagia tanpa kehadiran seorang ibu yang shalehah yang bisa melahirkan anak-anak yang shaleh.

Seorang penyair menggoreskan penanya dalam bentuk untaian syair,Ia berkata:
“ Kebaikan perilaku dan akhlaq anak diukur
Dari akhlaq dan perilaku ibunya.
Anak-anak perempuan yang berakhlaq luhur
Tidaklah sama dengan anak-anak perempuan yang hina akhlaqnya.”

Agama Islam sangat memperhatikan tempat janin (rahim) dari perempuan yang baik yang dapat memberikan hasil dan menumbuhkan anak yang nantinya akan menjadi pembaru bangsanya menuju kebaikan dan kekuatan. Seorang ibu memberi makan anaknya dengan keimanan bercampur susu. Prinsip bercampur makanan. Membacakan anaknya dzikir serta bershalawat atas Nabi Shallallhu’alaihi wa sallam yang mendorong ketaqwaan dan kecintaan kepada Islam.
Akhlaq dan perilaku ketika tua sesuai dengan keadaannya di masa pertumbuhannya. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:”
تَخَيَّرُوا لِنُطَفِكُمْ وَانْكِحُوا  الأَ كْفَا ءَ وَأَنْكِحُوا إِلَيِهِم
“Pilihlah tempat yang baik untuk nutfah(sperma ) kalian . Nikahilah wanita-wanita yang sederajat (yang baik) dan nikahkan wanita dengan laki-laki yang sekufu (sederajat).”
Imam Ali radhiyallahu’anhu berkata :
“Hindarilah menikah dengan perempuan-perempuan bodoh. Mendampinginya bisa menimbukan bencana dan menghamilinya akan menyebabkan kehilangan anak.”
Tema tentang keibuan merupakan tema yang sangat penting karena pembahasan tersebut berkaitan dengan kemampuan dalam mempersiapkan anak dan mencetak generasi masa depan. Fokus terhadap ibu merupakan langkah pertama dan utama untuk memahami perkembangan masa kanak-kanak dan mengetahui faktor-faktor efektif  yang mempengaruhi kepribadiannya.
Seorang laki-laki harus memilih calon istri yang bagus agamanya dan mulia budi pekertinya. Seorang laki-laki juga harus mencari calon istri yang terpelajar dan terdidik,terutama dalam ilm pengetahuan agama karena hal  tersebut akan membantunya dalam pengaturan keluarga dan rumah tangga dengan baik serta membantunya dalam pendidikan anak dengan memberikan pendidikan yang baik.
Di sinilah pentingnya kita membahas bahaya pernikahan dengan Non-Muslimah. Pernikahan tersebut adalah ancaman kehancuran keluarga Islami karena biasanya anak-anak sangat terpengaruh oleh ibunya. Pengaruh ibu terhadap anaknya dimulai saat janin berada dalam perutnya. Kejiwaan janin akan tenang bila kejiwaan sang ibu tenang, begitu juga janin akan mengalami ketidak tenangan jiwa bila ibunya tidak tenang atau gelisah. Karena itu seorang ibu harus menghindari  segala sesuatu yang  dapat menimbulkan  gangguan jiwa dan hendaknya ia menerima kehamilannya.
Di antara pentingnya memilih istri yang shalehah yaitu bahwa ketika ia menjadi  ibu kelak ia akan mendo’akan kebaikan untuk anak-anaknya. Ibulah yang membentuk konsep cara berpikir dan konsep kepribadian pada jiwa anak. Hal ini membuktikan betapa besar pengaruh ibu terhadap daya emosianal anak. Kepribadian seseorang terus berkembang dari apa-apa yang diberikan oleh orang lain sampai ia mempercayai kebenarannya. Pembentukan jati diri yang baik dan akhlaq yang mulia merupakan hasil dari pendidikan ibu yang bertanggung jawab terhadap tugasnya. Khususnya telah kita ketahui bahwa 80% dari perilaku dan akhlaq anak sudah terbentuk ketika ia berusia 1-5 tahun. Anak menjadikan ibunya sebagai teladan. Ibu sebagai pemberi kehangatan yang mengharapkan kebaikan untuk anak-anaknya dan yakin dengan kemampuan dan bakat mereka.
Para Ilmuwan menegaskan bahwa ibulah yang pertama bertanggung jawab terhadap kecerdasan anaknya terutama dengan ASInya  yang dapat menambah kecerdasan anak, kemudian pelatihan kecakapan kemandirian anak dengan tidak mengekangnya.
Sungguh mengagumkan pengaruh seorang ibu terhadap anaknya, termasuk pengaruh dari harapannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar